Sudahlah… Hentikan kisah
ini
Dan biarkan hujan turun
dalam kesedihanmu
Menetes di atas tanah yang
menjadi basah
Lalu mengering menjadi
debu pasir
Yang terbang tertiup angin
Biarkanlah… Ceritamu
menjadi bersemi dalam sejarah
Ada keindahan yang tertuai
oleh tamah ramah
Ada rasa sesal yang
terpecah menjadi amarah
Sebentuk cinta yang retak,
lalu terbelah
Karena langkahmu harus
menjadi berarti
Menuju terang dan jangan
berhenti
Kedua anak permepuan itu
harus menari
Di keindahan yang
menjadikannya bersemi
Tenangilah hati seringan
awan
Di hari kemarin kakak
perempuan berjalan sendirian
Melawan gelap di kehidupan
Melihat pagi di kesepian
Namun berakhir di peraduan
Di jalan yang sama
berjalan kembali
Merangkai, menyusun
kembali
Di perjalanan tersungkur
lagi
Rasa sesal bertebaran
menjadi api
Harus sampai kapan?
Seperti ini dalam
kehidupan
Suara-suara sebelumnya
berkata tak pelan
Beberapa nama berperan
sebagai teman
Dariku, dari mereka,
sebentuk pengharapan
Atas nama cinta yang
terabaikan
Tiga langkah kecil kaki
perempuan
Berlari meninggalkan kelam
kehidupan
***
Namun…
Menyusun tembok yang telah
retak pun masih bisa
Tembok yang retak, pecah,
terbelah, seperti kaca
Menyusunnya kembali
seperti semula
Merapihkannya kembali
seperti seharusnya
Sepasang tangan mengambil
air, untuk cuci muka
Masih ada cara untuk ini
semua
Terkadang aku lihat sisi
lain
Yang ingin mendekap, ingin
menjalin
Air mata surga pun mulai
mengering
Kehidupan itu berawal di
hari Senin
Untuk seorang kakak
perempuan disana
Memilih diam atau pergi
rasanya tak sulit
Ketika hati kecil
berbicara
Menjelaskan jawaban dari
pertanyaan yang ada