Jumat, 29 Juni 2012

Untuk Seorang Kakak Perempuan


Sudahlah… Hentikan kisah ini
Dan biarkan hujan turun dalam kesedihanmu
Menetes di atas tanah yang menjadi basah
Lalu mengering menjadi debu pasir
Yang terbang tertiup angin

Biarkanlah… Ceritamu menjadi bersemi dalam sejarah
Ada keindahan yang tertuai oleh tamah ramah
Ada rasa sesal yang terpecah menjadi amarah
Sebentuk cinta yang retak, lalu terbelah

Karena langkahmu harus menjadi berarti
Menuju terang dan jangan berhenti
Kedua anak permepuan itu harus menari
Di keindahan yang menjadikannya bersemi

Tenangilah hati seringan awan
Di hari kemarin kakak perempuan berjalan sendirian
Melawan gelap di kehidupan
Melihat pagi di kesepian
Namun berakhir di peraduan

Di jalan yang sama berjalan kembali
Merangkai, menyusun kembali
Di perjalanan tersungkur lagi
Rasa sesal bertebaran menjadi api

Harus sampai kapan?
Seperti ini dalam kehidupan
Suara-suara sebelumnya berkata tak pelan
Beberapa nama berperan sebagai teman

Dariku, dari mereka, sebentuk pengharapan
Atas nama cinta yang terabaikan
Tiga langkah kecil kaki perempuan
Berlari meninggalkan kelam kehidupan

***

Namun…
Menyusun tembok yang telah retak pun masih bisa
Tembok yang retak, pecah, terbelah, seperti kaca
Menyusunnya kembali seperti semula
Merapihkannya kembali seperti seharusnya
Sepasang tangan mengambil air, untuk cuci muka
Masih ada cara untuk ini semua

Terkadang aku lihat sisi lain
Yang ingin mendekap, ingin menjalin
Air mata surga pun mulai mengering
Kehidupan itu berawal di hari Senin

Untuk seorang kakak perempuan disana
Memilih diam atau pergi rasanya tak sulit
Ketika hati kecil berbicara
Menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang ada 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar