Ketika
semua serba salah, sebagaimana biasanya,
Ketika
jalan yang kau tempuh terasa mendaki,
Ketika
uang hanya sedikit, sedangkan utang melilit,
dan
kau ingin tersenyum, tetapi kau terpaksa mengeluh,
Ketika
urusan terasa agak membebanimu,
Istirahat
kalau perlu, tapi jangan berhenti.
Hidup
ini aneh bila tanpa lekuk dan liku
Seperti
yang kadang-kadang kita alami,
Dan
banyak kegagalan yang kita jumpai,
Ketika
semestinya kita berhasil, ada saja yang menghalangi;
Namun
jangan menyerah kendati gerak maju tampak lambat,
Siapa
tahu berhasil pada usaha berikutnya.
Keberhasilan
adalah sisi lain kegagalan,
seperti
tinta perak di balik awan keraguan,
dan
kau tak pernah tahu seberapa dekat tujuanmu,
Mungkin
sudah dekat ketika bagimu terasa jauh;
Maka
tetaplah berjuang bahkan ketika hantaman semakin keras,
Ketika
semuanya tampak sangat buruk,
kau
tetap tak boleh berhenti
Clinton Howell
Chicken Soup for the
Unsinkable Soul
“Kisah seorang remaja
perempuan yang bernama Tina berusia tujuh belas tahun dan selalu menebar senyum
cerahnya. Tina penderita cerebal palsy,
suatu kondisi yang menyebabkan otot-ototnya kaku dan sebagian besar, tidak
dapat dikendalikan. Ia juga mengalami kesulitan dalam berbicara.
Ketika diberikan tugas
menghafal sebuah puisi tiga bait yang berjudul ‘jangan putus asa,’ hanya Tina
dan beberapa temannya yang mampu menghafal puisi tersebut walaupun nilainya hanya sepuluh. Seorang teman
bertanya ‘Tina, mengapa kau melakukannya, padahal nilainya hanya sepuluh.’ Tina
menjawab, ‘karena aku ingin seperti kalian-normal,’ Salah satu temannya
berkata, ‘Tina, kami tidak normal-kami anak-anak biasa yang sering salah.’ ‘Aku
tahu,’ jawab Tina dengan senyuman lebar menghias wajahnya.
Tina memperoleh nilai
sepuluh hati itu. Ia juga mendapatkan rasa sayang dan hormat dari teman-teman
kelasnya. Baginya, itu jaug lebih berharga disbanding nilai yang hanya sepuluh
itu.”